Kata Kunci: Himpunan, Relasi, Fungsi, Matriks Adjacent, Program R
Orang yang dianggap sebagai pengenal himpunan adalah matematikawan
Jerman George Cantor (1845-1918). Cantor menggunakan istilah
"menge" dalam bahasa German yang berarti ``Hasil usaha
penghimpunan beberapa benda yang memiliki ciri pembeda tertentu,
menjadi kesatuan". Dalam bahasa Inggris ``menge" disebut set
(Nasoetion 1980).
Definisi. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang dibatasi
Himpunan pada umumya dinotasikan dengan
huruf besar dan objek yang menjadi angggota ditulis diatara kurung
kurawal, $\{\}$. Objek yang menjadi anggota suatu himpunan disebut
{unsur atau
elemen. Unsur-unsur suatu himpunan
dapat dinyatakan dengan menulis keseluruhannya (disebut cara
tabulasi) atau dengan menulis aturan yang menjadi ciri (disebut
cara rumusan atau
deskripsi).
Contoh $A=\{2,3,5,7,11,13,17\}$, maka dengan jelas dapat
ditentukan
Himpunan $A$ dapat juga dinyatakan sebagai himpunan bilangan prima sama atau dibawah 17, dalam notasi matematika \[A=\{x|x\le 17 \wedge x:\text{prima}\}\;\text{ atau }\] \[A=\{x:x\le 17 \text{ dan } x \text{ adalah prima}\}\;\text{ atau }\] \[A=\{x;x\le 17 \text{ dan } x \text{ adalah prima}\}\]
Antara $x$ dan deskripsinya umumnya digunakan tanda ``$|$", namun ada juga yang menggunakan tanda ``:" dan ``;". (Ruseffendi, 1982)
Contoh. $G$ adalah kumpulan
Gadis-gadis dengan tinggi badan antara 150 cm sampai dengan 165 cm
dan dengan berat badan dari 50kg sampai dengan 60 kg. Dalam
kumpulan ini jelas kriteria untuk menjadi anggota, dalam arti,
setiap kita mengambil seorang gadis, berat dan tingginya dapat
diukur dengan pasti, dengan demikian dapat ditentukan dengan jelas
apakah dia termasuk dalam kategori dimaksud. Jadi $G$ adalah suatu
himpunan.
Contoh. $M$ adalah kumpulan Gadis-gadis
manis. Dalam kumpulan ini tidak jelas kriteria untuk menjadi
anggota, sehingga $M$ bukan merupakan suatu himpunan, karena jika
kita mengambil seorang gadis, tidak jelas apakah dia termasuk
gadis manis atau tidak.
Navigasi: | Bangkitkan Himpunan Baru | Relasi Himpunan | Operasi Himpunan | Relasi Anggota Himpunan |
\documentclass[12pt]{article} %100\% % test comment removal \begin{document} \begin{figure} \caption{Diagram Venn Himpunan A, B dan C [tanpa menggambar Himpunan Semesta]} \end{figure} \section{Operasi Himpunan} \subsection{ Operasi Dasar Himpunan} Ada tiga operasi dasar dalam himpunan yaitu: operasi uner komplemen ($()^c$), operasi biner irisan $(\cap$) dan gabungan ($\cup$). Ketiga operasi ini ekuivalen dengan operasi negasi, konjungsi dan disjungsi pada logika. Selain itu pada himpunan juga dikenal operasi selisih dan perkalian himpunan. \begin{definition}[Operasi Komplemen] Komplemen suatu himpunan adalah himpuan yang beranggotakan unsur-unsur dari semesta pembicaraan yang tidak menjadi unsur himpuan bersangkutan. \[A^c=\{x|x\in U \,\wedge\, x \not\in A\}\] \end{definition} \begin{example} Jika $U=\{1,2,3,\cdots,10\}$ $A=\{1,3,5\}$ dan $B=\{5,7,9\}$ \end{example} maka \begin{enumerate} \item $A^c=\{2,4,6,7,8,9,10\}$ \item $B^c = \{1,2,3,4,6,8,10\}$ \end{enumerate} \begin{definition}[Operasi Irisan] Irisan dua buah himpunan adalah himpunan yang beranggotakan unsur-unsur yang menjadi unsur bersama kedua himpunan. \[A \cap B =\{ x|x \in A \wedge x \in B\}\] \end{definition} \begin{theorem} \[A \subseteq B \Leftrightarrow A\cap B=A\] \end{theorem} \begin{example}\end{example} \noindent Jika $U=\{1,2,3,\cdots,10\}$ $A=\{1,3,5\}$ dan $B=\{5,7,9\}$ maka $A\cap B = \{5\}$ \begin{definition}[Operasi Gabungan] Gabungan dua buah himpunan adalah himpunan yang beranggotakan semua unsur-unsur yang menjadi unsur salah satu atau kedua himpunan. \[A \cup B =\{ x|x \in A \vee x \in B\}\] \end{definition} \begin{example} \noindent Jika $U=\{1,2,3,\cdots,10\}$ $A=\{1,3,5\}$ dan $B=\{5,7,9\}$ maka $A\cup B = \{1,3,5,7,9\}$ \end{example} \subsection{Sifat-sifat Operasi Himpunan} Secara prinsip, himpunan dengan operasinya merupakan Aljabar Boole, sehingga dalil-dalil yang berlaku pada opersi perakit logika dan aljabar Boole juga berlaku pada operasi himpunan. Demikian juga sifat dualitas berlaku pula pada himpunan. Dengan demikian pembuktian sifat-sifat operasi pada himpunan analog dengan pembuktian pada aljabar perakit. \begin{theorem}[Komplemen Ganda] Untuk sembarang himpunan $A$ berlaku: \begin{equation} (A^c)^c=A \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Sifat Komutatif/ Pertukaran] Untuk sembarang himpunan $A$ dan $B$ berlaku: \begin{equation} A\cap B=B\cap A \end{equation} \begin{equation} A\cup B=B\cup A \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Sifat Asosiatif/ Pengelompokan] Untuk sembarang himpunan $A,B$ dan $C$ berlaku: \begin{equation} (A\cap B)\cap C= A\cap (B\cap C) \end{equation} \begin{equation} (A\cup B)\cup C= A\cap(B\cup C) \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Sifat Identitas] Terdapat identitas untuk interseksi ($ \emptyset$) dan identitas untuk gabungan ($U)$ dan untuk setiap himpunan $A$ berlaku \begin{equation} A\cap U=A\text{ dan } A\cap \emptyset=\emptyset \end{equation} \begin{equation} A\cup U=U\text{ dan } A\cup \emptyset=A \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Sifat Komplemen] Untuk setiap $A$ terdapat dengan tunggal $A^c$ sehingga \begin{equation} (A\cap A^c)= \emptyset \end{equation} \begin{equation} (A\cup A^c) = U \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[Komplemen identitas] \begin{equation} \emptyset^c=U \end{equation} \begin{equation} U^c=\emptyset \end{equation} \\end{theorem} \begin{theorem}[Hukum De Morgan] Untuk sembarang himpunan $A$ dan $B$ berlaku \begin{equation} (A\cap B)^c=A^c\cup B^c \end{equation} \begin{equation} (A\cup B)^c=A^c\cap B^c \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Hukum Distributif] Untuk sembarang himpunan $A,B$ dan $C$ berlaku: \begin{equation} A\cap (B \cup C)=(A\cap B)\cup(A\cap C) \end{equation} \begin{equation} A\cup (B \cap C)=(A\cup B)\cap(A\cup C) \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem}[ Sifat Idempoten] Untuk sembarang himpunan $A$ berlaku \begin{equation} A\cap A =A \end{equation} \begin{equation} A\cup A = A \end{equation} \end{theorem} Dalam membuktikan sifat-sifat di atas kita menggunakan hasil pada Teorema yaitu $A=B$ jika dan hanya jika $A\subseteq B$ dan $B \subseteq A$. Berikut diambil salah satu sifat sebagai contoh pembuktian, misalnya $A\cap B=B\cap A$. \underline{Bukti:} \par Ambil sembarang unsur $x \in (A\cap B)$ \begin{align*} \Rightarrow & (x \in A)\wedge (x \in B) &\text{ definisi $A\cap B$}\\ \Rightarrow & (x \in B)\wedge (x \in A) &\text{ komutatif konjungsi}\\ \Rightarrow & x \in (B \cap A) &\text{ definisi $B \cap A$}\\ \Rightarrow & (A\cap B) \subseteq (B \cap A) &\text{ definisi $A \subseteq B$} \end{align*} Sebaliknya, ambil sembarang unsur $ y \in B\cap A$ \begin{align*} \Rightarrow & (y \in B)\wedge (y \in A) &\text{ definisi $B\cap A$}\\ \Rightarrow & (y \in A)\wedge (y \in B) &\text{ komutatif konjungsi}\\ \Rightarrow & y \in (A \cap B) &\text{ definisi $A \cap B$}\\ \Rightarrow & (B\cap A) \subseteq (A \cap B) &\text{ definisi $B \subseteq A$} \end{align*} Karena $(A\cap B) \subseteq (B \cap A)$ dan $(B\cap A) \subseteq (A \cap B)$, berdasarkan Teorema , maka $(B\cap A) = (A \cap B)\;\qed$ \subsection{Operasi Jumlah dan Selisih Himpunan} Selain operasi dasar komplemen, gabungan dan irisan, dalam operasi himpunan dikenal juga operasi jumlah dan selisih yang definisinya dapat dirumuskan dengan menggunakan operasi dasar tadi. \begin{definition}[Operasi Selisih] Selisih dua buah himpunan adalah himpunan yang beranggotakan unsur-unsur yang menjadi unsur himpunan pertama yang tidak menjadi unsur himpunan pengurang. \[A / B =A-B =\{ x|x \in A \wedge x \not\in B\}\] \end{definition} \begin{theorem} \[A/B=A\cap B^c\] \end{theorem} \begin{definition}[Operasi Jumlah] Jumlah dua himpunan adalah himpunan yang beranggotakan semua unsur yang menjadi anggota salah satu himpunan. \[A+B=\{(x\in A \vee x\in B) \wedge x\not\in (A\cap B)\}\] \end{definition} \begin{example} Jika $A=\{1,3,5,7,9\}$ dan $B=\{4,5,6,8,10\}$ maka \begin{enumerate} \item $ A\cap B = \{5\} $ \item $ A\cup B= \{1,3,4,5,6,7,8,9,10\}$ \item $A/B =\{ 1,5,7,9\}$ \item $B/A= \{4,6,8,10\}$ \item $A+B=\{1,2,3,4,5,7,8,9,10\}$ \end{enumerate} \end{example} Beberapa sifat yang terkait dengan opersi selisih dan jumlah serta hubungannya dengan operasi dasar sebelumnya diberikan pada teorema-teorama berikut. Ilustrasi dapat menggunakan diagram Venn sedangkan pembuktian secara ormal dapat menggunakan definisi kesamaan dua himpunan. \begin{theorem} Untuk sembarang himpunan $A,B$ \[A+B=(A\cup B)/(A\cap B)\] \end{theorem} \begin{theorem} Untuk sembarang himpunan $A,B$ \[A+B=(A/B)\cup(B/A)\] \end{theorem} \begin{theorem}[Komutatif jumlah] Untuk sembarang himpunan $A,B$ \[A+B=B+A\] \end{theorem} \begin{theorem}[Distributif Selisih] Untuk sembarang himpunan $A,B,C$ \begin{equation} (A\cup B)/C=(A/C)\cup (B/C) \end{equation} \begin{equation} (A\cap B)/C=(A/C) \cap (B/C) \end{equation} \end{theorem} \begin{definition}[Partisi himpunan] Himpunan $A$ dan $B$ dikatakan partisi dari himpunan C jika dan hanya jika $A$ dan $B$ saling lepas dan gabungannya sama dengan $C.$ \[A,B \text{ partisi dari } C \leftrightarrow \big[(A\cap B=\emptyset)\wedge (A\cup B=C)\big]\] \end{definition} \subsection{Ilustrasi dan Latihan Operasi Himpunan dengan R} \end{document}
Navigasi: | Bangkitkan Himpunan Baru | Relasi Himpunan | Operasi Himpunan | Relasi Anggota Himpunan |
\documentclass[12pt]{article} %100\% % test comment removal \begin{document} \begin{figure} \caption{Diagram Venn Dua Himpunan [Bilangan dalam diagram menunjukkan kardinal pada bagian tersebut]} \end{figure} \section{ Sifat-sifat Lanjut Relasi Himpunan bagian} Konsep himpunan bagian ($\subset$) ekuivalen dengan konsep implikasi logis pada himpunan, karenanya implikasi logis dan penalaran dapat dimanfaatkan untuk mempelajari sifat-sifat himpunan bagian seperti diuraikan berikut ini. \begin{theorem} \label{th:rel.1} Relasi $\subseteq$ adalah relasi yang bersifat refleksif, transitif tetapi non simetrik yaitu: \begin{equation} \forall A,\; A \subseteq A \end{equation} \begin{equation} \forall (A,B,C)\; \big[(A \subseteq B)\wedge(B\subseteq C)\big] \Rightarrow (A\subseteq C) \end{equation} \begin{equation} \forall (A,B) \big[(A \subseteq B)\wedge(B\subseteq A)\big] \Rightarrow (A=B) \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem} \label{th:rel.2} Untuk sembarang himpunan $A$ dari semesta $U$ maka \begin{enumerate} \item $A \subseteq A $ \item $\emptyset \subseteq A$ \item $A \subseteq U$ \end{enumerate} \end{theorem} Pembuktian butir 1. jelas dari definisi. Sedangkan pembuktian butir 2. dan butir 3. dapat dilakukan dengan menggunakan bukti pengandaian. \par\underline{Bukti 3.:} \par Andaikan $A\not\subseteq U$ berarti $\exists x\in A, \;\ni x\not\in U$. Tetapi berdasarkan definisi $U$ \underline{tidak ada} $x \notin U$. Oleh karena itu terjadi \underline{kontradiksi} dan pengandaian harus diingkar. Artinya untuk sembarang himpunan $A$, maka $A \subseteq U$ \begin{theorem} \[A \subseteq B \Leftrightarrow A\cup B=B\] \end{theorem} \underline{Bukti:} Teorema ini mengandung beberapa pengertian dintaranya \begin{enumerate} \item $(A \subseteq B) \Rightarrow A\cup B=B$ \item $A \subseteq B \Leftarrow (A\cup B=B)$ \item $(A\cup B)\subseteq B)$ \item $B \subseteq (A\cup B)$ \end{enumerate} \par Jika $A\subseteq B$ maka $\forall x\in A \Leftrightarrow x\in B.$ Ambil sembarang $y \in (A\cup B)$ \begin{align*} \Rightarrow & (y \in A)\vee (y \in B) &\text{ definisi $A\cap B$}\\ \Rightarrow & (y \in B)\vee (y \in B) &\text{ $A\subseteq B$}\\ \Rightarrow & (y \in B)&\text{ idempoten $\vee$}\\ \Rightarrow & (A\cup B)\subseteq \cap B) &\text{ definisi $B \subseteq A$} \end{align*} Ambil sembarang $z \in B$ \begin{align*} \Rightarrow & (z \in A)\vee (z \in B) &\text{ sifat additif $\vee$}\\ \Rightarrow & (y \in (A\cup B)&\text{ $A\subseteq B$}\\ \Rightarrow & (y \in B)&\text{ idempoten $\vee$}\\ \Rightarrow & (A\cup B)\subseteq \cap B) &\text{ definisi $B \subseteq A$} \end{align*} Berarti kita telah membuktikan bahwa \[A \subseteq B \Rightarrow A\cup B=B\] Untuk hal sebaliknya, misalkan $A\cup B=B$, berarti $A\cup B\subseteq B$, karenanya \begin{align*} \Rightarrow & \forall x\; x\in (A\cup B), \Rightarrow x\in B \\ \Rightarrow & \not\exists x\,\ni x\in (A\cup B), \wedge x\not\in B \\ \Rightarrow & \not\exists x\,\ni (x\in A \vee x\in B) \wedge x\not\in B \\ \Rightarrow & (\not\exists x \in A)\wedge (\not\exists x \in B) \,\ni x\not\in B \\ \Rightarrow & (\not\exists x \in A)\,\ni x\not\in B \\ \Rightarrow & \forall x, x \in A\Rightarrow x\in B \\ \Rightarrow & A\subseteq B\;\qed \end{align*} \begin{theorem} \label{th:rel.4} Untuk himpunan semesta $U$ dan himpunan $A$ \[U \subseteq A \Leftrightarrow A=U\] \end{theorem} \begin{theorem} \label{th:rel.4a} \[A \subseteq \emptyset \Leftrightarrow A =\emptyset\] \end{theorem} \begin{theorem} Untuk sembarang himpunan $A$ dan $B$, \[A \subseteq A\cup B \text{ dan } B \subseteq A\cup B\] \end{theorem} %\underline{Bukti:} \begin{theorem} Untuk sembarang himpunan $A$ dan $B$, \[(A\cap B) \subseteq A \text{ dan } (A\cap B) \subseteq B \] \end{theorem} \begin{theorem} Untuk sembarang himpunan $A$ dan $B$, \[(A/ B) \subseteq A \text{ dan } (B/A) \subseteq B \] \end{theorem} \begin{theorem} Untuk $A,B,C\;\subseteq U$ \begin{equation} (A\subseteq C) \wedge (B\subseteq C) \Rightarrow \big[(A\cap B)\subseteq (A\cup B) \subseteq C\big] \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem} \label{th:rel.5} Untuk $A,B,C\;\subseteq U$ \begin{equation} (A\subseteq C) \vee (B\subseteq C) \Rightarrow \big[(A\cap B) \subseteq C\big] \end{equation} \end{theorem} \begin{theorem} Untuk $A,B,C\;\subseteq U$ \begin{equation} (A\subseteq B) \wedge (B\subseteq C) \Rightarrow \big(A \subseteq C\big) \end{equation} \end{theorem} Selain dengan diagram Venn, hubungan subset dapat juga diilustrasikan dengan menggunakan diagram subset yang pada dasarnya merupakan pohon subset. Dengan pohon subset, himpunan-himpunan digambarkan dalam diagram pohon. Himpunan yang mejadi subset dari himpunan yang lain ditulis lebih rendah dari himpunan yang menjadi supersetnya dan dihubungkan dengan garis. Apabila sudah ada jalur yang menghubungkan suatu hubunganantara sutu himpunan dengan himpunan lain, maka tidak perlu membuat garis kusus yang menghubungkan kedua himpunan tadi. Selain itu, dalam hal hubungan ``subset dari" maka ada dua hal yang selalu benar yaitu: \begin{enumerate} \item setiap himpunan adalah subset dari Himpunan semesta $S$ dan \item himpunan kosong, yaitu himpunan yang tidak memiliki anggota, ($\emptyset$) adalah subset dari setiap himpunan. \end{enumerate} Oleh karena itu puncak atas dari pohon subset adalah himpunan semesta dan puncak bawahnya adalah himpunan kosong.\subsection{ Penggunaan Himpunan dalam Silogisme} Dalam Toik Logikatelah dibicarakan tata cara penarikan kesimpulan dengan argumen yang mengandung kuantor. Dalam subbab ini kita akan membahas hal serupa dengan menggunakan bantuan himpunan khususnya relasi himpunan dan diagram Venn. Berikut diberikan rangkuman kondisi unsur dua himpunan ($A$ dan $B$) beserta hubungan yang terjadi diantaranya
No | Unsur $A$ dan $B$ | Relasi $A$ dengan $B$ | $A\cap B$ |
1 | Semua unsur $A$ menjadi unsur $B$ ( universal affirmative) | $A \subset B$ | $A\cap B=A$ atau $A\cap B^c=\emptyset $ |
2 | Semua unsur $A$ tidak menjadi unsur $B$ ( universal negative) | $A \subset B^c$ | $A\cap B = \emptyset $ |
3 | Sebagian unsur $A$ menjadi unsur $B$ ( particular affirmative ) | $A \between B$ | $A\cap B\neq \emptyset $ |
4 | Sebagian unsur $A$ tidak menjadi unsur $B$ ( particular negative ) | $A \between B$ | $A\cap B^c \neq \emptyset $ |
\documentclass[12pt]{article} %100\% % test comment removal \begin{document} \begin{figure} \caption{Grafik Relasi dari $H$ ke $H$} \end{figure} Bahan Diskusi:
\begin{enumerate} \item Sebutkan ciri-ciri matriks yang memenuhi sifat (i) reflektif, (ii) simetrik, (iii) transitif dan (iv) ekuivalensi \item Sebutkan ciri-ciri grafik yang memenuhi sifat (i) reflektif, (ii) simetrik, (iii) transitif dan (iv) ekuivalensi \item Selidiki dan jastifikasi apakah $R$ memenuhi (i) reflektif, (ii) simetrik, (iii) transitif, (iv) ekuivalensi? \end{enumerate} \section{Fungsi} Perhatikan bahwa relasi $R:A\rightarrow B$ adalah himpunan bagian dari $A\times B$. Dalam keadaan demikian bisa jadi ada unsur $A$ yang tidak mempunyai kawandi $B$ atau suatu unsur di $A$ memiliki lebih dari satu kawan di $B$. Beberapa relasi yang sifatnya khusus disebut, yaitu tidak memiliki sifat tadi disebut fungsi. Dengan kata lain, setiap unsur di $A$ memiliki satu dan hanya satu kawan unsur $B$. \begin{definition} $f:A\rightarrow B$ adalah suatu hubungan yang memiliki sifat bahwa \[\forall a\in A,\;\exists !, \;b\in B,\;\ni b=f(a)\] \end{definition} Dalam fungsi ada tiga komponen yang harus dipenuhi yaitu \begin{enumerate} \item Domain (daerah asal), misalnya himpunan $A$. \item Kodomain (daerah kawan), misalnya himpunan $B$. \item Aturan pemetaan $b=f(a)$ atau $y=f(x)$ jika fungsinya dari $X$ ke $Y.$ \end{enumerate} Dilihat pada diagram panah, maka diagram panah suatu fungsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: \begin{enumerate} \item ada panah yang keluar dari domain, \item panah yang keluar untuk masing-masing unsur hanya ada 1, \item tidak ada unsur yang tidak memiliki panah keluar. \end{enumerate} \subsection{ Jenis-Jenis Fungsi} Dalam fungsi tidak disyaratkan bahwa semua unsur kodomain harus memiliki prakawan di domain. Demikian juga tidak ada keharusan bahwa dua unsur asal harus memiliki kawan yang berbeda. Dilihat dari cara pengambilan unsur daerah kawan, fungsi dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu surjektif, injektif dan bijektif. Fungsi injektif dari suatu himpunan ke dirinya sendiri sering disebut sebagai permutasi \begin{definition} Fungsi f dari X ke Y dikatakan fungsi satu-satu (injektif), jika setiap unsur berbeda memiliki kawan yang berbeda pula. \[f:\text{ injektif }\;\leftrightarrow \forall x_1,x_2 \big[(x_1\neq x_2)\Rightarrow f(x_1)\neq f(x_2)\big]\] \end{definition} \begin{definition} Fungsi f dari X ke Y dikatakan fungsi pada (surjektif), jika setiap unsur daerah kawan memiliki prakawan atau prabayangan. \[f:\text{ surjektif }\;\leftrightarrow \forall y \in Y,\exists x \in X\;\ni, y=f(x)\] \end{definition} \begin{definition} Fungsi f dari X ke Y dikatakan fungsi korespondensi satu-satu (bijektif), jika f sekaligus injektif dan surjektif. \[f:\text{bijektif }\;\leftrightarrow \forall y \in Y,\exists x \in X\;\ni, y=f(x)\text{ dan } (f(x_1)=f(x_2)) \Rightarrow (x_1=x_2)\] \end{definition} \begin{theorem} Jika suatu fungsi $f$ dari $X$ yang \ul{berhingga} ke dirinya sendiri bersifat injektif, maka dia akan bersifat surjektif, sehingga dia juga merupakan korespondensi satu-satu. \end{theorem} {Bukti:}Andaikan $f$ tidak bersifat surjektif, berarti ada $x_1\in X$ sedemikian sehingga tidak ada $x$ sehingga $x_1 =f(x)$, sehingga $R_A \neq A $. Tetapi karena $f$ satu-satu berarti $D_A=A\equiv R_A$. Karena $R_A\subseteq A$, $R_A \equiv A$ berarti $R_A=A$(lihat Teorema \ref{dl:ek.sama}). Ini merupakan kontradiksi ($A\neq A$). Oleh karena itu haruslah juga $f$ bersifat surjektif. Sifat ini tidak berlaku untuk himpunan tak hingga. Misalnya jika $X=N$ dan $f(n)=2n-1$, maka $f$ bersifat injektif, tetapi tidak surjektif, karena bilangan asli dipetakan satu-satu ke subsetnya, himpunan bilangan asli ganjil. \begin{theorem} Jika suatu fungsi dari $X$ yang \ul{berhingga} ke dirinya sendiri bersifat surjektif, maka dia akan bersifat injektif, sehingga dia juga merupakan korespondensi satu-satu. \end{theorem} Dilihat dari bentuk hubungan antara $x\in X$ dengan $y \in Y$ pada fungsi dari $X$ ke $Y.$, fungsi dapat dibedakan atas: \begin{enumerate} \item fungsi aljabar (polinomial), yaitu fungsi yang berbentuk $y=\sum_{i=0}^n a_ix^i$. beberapa fungsi istimewa termasuk dalam kelompok ini adalah \begin{enumerate} \item fungsi konstan, yaitu bila $a_i=0, $untuk $\forall i\neq 0;$ \item fungsi linier, yaitu bila $n=1$ dan $a_1\neq 0$ \item fungsi kuadrat, yaitu bila $n=2$ dan $a_2\neq 0$ \end{enumerate} \item fungsi transenden, yaitu fungsi-fungsi selain fungsi aljabar\index[subjek]{fungsi!aljabar} seperti fungsi trigonmetri (mengandung fungsi sin, cos, dll), fungsi log dan exponensial. \end{enumerate} Representasi relasi dengan matriks merupakann bidang yang berkembang melalui teori graph. Matriks representasi tersebut biasa disebut matriks ajasen adjacent matrix Representasi dengan matriks memungkinkan kita memanfaatkan perangkat lunak ( software ) untuk menggambar grafik dari relasi. Hal ini bermanfaat ntuk menggambar relasi dengan unsur yang cukup banyak. Pada contoh berikut baik matriks relasi maupun grafiknya bisa dihasilkan dengan software atau program R. \subsection{Ilustrasi Fungsi Anggota Himpunan dengan Program R} \end{document}
Navigasi: | Bangkitkan Himpunan Baru | Relasi Himpunan | Operasi Himpunan | Relasi Himpunan |